Menantu Pahlawan Negara

Bab 55



Bab 55 Terjadi Sesuatu Pada Luna 

“Pak Yono!” 

Pelayan hotel itu langsung membungkukkan badannya kepada pria paruh baya yang berada di depan. Dia adalah manajer umum Hotel Puritama 

Yono mengiakan, kemudian berlari ke depan Ardika sambil bertanya dengan hormat, “Dengan 

Tuan Ardika? Ardika Mahasura?” 

Bam! 

Pelayan hotel itu tercengang. 

Novi dan keluarganya juga tercengang. 

Desi juga ikut tercengang. 

Manajer umum Hotel Puritama sedang membungkuk ke arah Ardika 

Kali ini, mereka tidak salah dengar. Yono memanggil nama Ardika dengan lengkap 

Jadi, dia benar–benar Tuan Ardika yang memesan Hall Utopia? 

“Ya, aku” 

Ardika mengangguk 

Yono langsung berkeringat dingin 

Orang penting seperti ini datang ke hotel untuk reservasi, tetapi hampir saja dianggap idiot dan 

diusir 

Yono buru–buru minta maaf, “Maaf, Tuan Ardika Ini kesalahan hotel kami aku akan menghukum 

pelayan hotel kami.” 

Ketika mendengarnya, pelayan hotel itu langsung ketakutan sampai pucat 

Lalu, Novi dan keluarganya juga membelalakkan kedua matanya. 

Mereka tidak menyangka bahwa selain memesan Hall Utopia seharga 40 juta satu meja, manajer 

umum hotel juga bersikap hormat kepada Ardika. Ini bukan masalah uang saya. 

Ardika malas memperbesar masalahnya, dia pun berkata, “Kami akan menggunakan Hall Utopia besok dan juga butuh penampilan musiknya.” 

“Tuan Ardika, Anda tenang saja. Hotel kami akan mengaturnya jawab Yono dengan cepat 

+15 BONUS 

Ardika melihat ke arah Desi. Namun, pada saat ini, ponsel di sakunya tiba–tiba berdering. Ketika 

Ardika melihat layar ponselnya, ekspresinya sedikit berubah. 

Ternyata prajurit yang bertugas untuk melindungi Luna meneleponnya. 

Pasti terjadi sesuatu. 

“Bu, aku pergi ke tempat Luna dulu. Kalau kamu butuh sesuatu, suruh Pak Yono yang mengaturnya. Aku akan menyuruhnya untuk membawamu pulang dengan mobil.” 

Ketika mendengar sesuatu terjadi dengan anak perempuannya, Desi segera berkata, “Jangan pedulikan aku, cepat pergi.” 

“Ada apa?” tanya Ardika sambil berjalan keluar. 

“Tuan, Nona Luna bertengkar dengan karyawannya dan tampak kesusahan, kami juga nggak bisa 

membantunya. Jadi terpaksa melaporkannya kepada Anda 

Mendengar kondisi yang diceritakan oleh prajurit itu, Ardika pun menghela napas lega 

Sepertinya, Luna tidak berada dalam bahaya. 

Namun, Ardika harus segera pergi ke sana. 

Lagi pula, urusan Desi sudah diatur dengan baik. 

Ardika segera membawa mobil ke Kompleks Prime Melati. Pada saat yang sama, dia juga 

menelepon Jesika 

“Novi, menurutmu, menantuku yang lebih hebat atau menantumu?” 

Di dalam hotel, Desi tampak sangat gembira ketika melihat Novi yang cemburu. 

Ardika memang tidak berbohong padanya. Dia ternyata kenal dengan pemilik Hotel Puritama. Hal 

ini membuat Desi bisa pamer di depan Novi dan keluarganya. 

“Huh! Apa yang kamu banggakan? Desi, meskipu 

menantumu hebat, dia juga seorang tukang 

pukul. Hati–hati anakmu mengalami kekerasan rumah tangga.” 

Ekspresi Novi tampak masam, ucapannya juga dipenuhi oleh sindiran. 

“Kamu berani mengutukku? Ardika tidak gila.” 

Desi sangat marah. 

Dia pun melihat ke arah Yono dan berkata dengan kesal, “Pak Yono, usir keluarga ini dari Hotel 

Puritama.” 

Baik!” 

Setelah mendengar Yono mengiakan tanpa ragu, ekspresi Novi dan keluarganya langsung 

15 BONUS 

dipenuhi keputusasaan. 

Sebelumnya, mereka yang ingin mengusir Ardika dan Desi dari Hotel Puritama. Siapa sangka mereka langsung terkena karma. 

Ketika Yono akan memberi perintah kepada satpam, seorang pelayan hotel berlari kemari. 

“Pak Yono, Tuan Muda Peter memanggilmu.” 

Peter? 

Yono terkejut dan berpikir kenapa Tuan Muda itu datang? 

Yono bekerja untuk Keluarga Remax, jadi dia tidak berani menunda. Dia juga tidak punya waktu untuk mengusir orang

“Nyonya Desi, mohon tunggu sebentar. Aku ada urusan lain, sebentar aku akan datang untuk membahas detail acara besok/” 

Selesai berbicara, dia segera berlari pergi dan datang ke sebuah ruangan besar. Original content from NôvelDrama.Org.

Selain Peter, di dalam ruangan itu juga ada beberapa anak orang kaya yang pergi menemani Peter untuk menyatakan cinta. Mereka sedang makan dan minum dengan ceria. 

Ketika meninggalkan Grup Agung Makmur, mereka datang ke sini untuk makan siang. 

“Tuan Muda Peter.” 

Yono berjalan mendekat dengan hormat. 

Peter melirik ke arahnya dan berkata, “Hall Utopia direservasi oleh pria yang bernama Ardika?” 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.